SHOLAT SUNNAH RAWATIB DAN KEUTAMAANNYA
July 27, 2008 at 11:13 am (Islam dan Ibadah)
Assalamualaikum warohmatullah wabarokatuh.
Bismillahirrohmanirrohim
Sholat Sunnah Rowatib sepintas nampak
seperti hal yang biasa menurut kita. Namun banyak dari kita yang tidak
mengetahui bahwa Rosulullah tidak pernah meninggalkan sholat sunnah ini
selain dalam perjalanan. Kalaupun tertinggal karena lupa, sakit atau
tertidur, beliau mengqodo’nya. Dari sini dapat kita simpulkan betapa
pentingnya kedudukan sholat sunnah rowatib ini disamping sholat-sholat
fardlu.
Sholat Sunnah Rawatib sangat dianjurkan /
ditekankan untuk dilakukan. Menurut pendapat beberapa ulama, orang yang
terus menerus meninggalkannya maka ketakwaannya tidak bisa dipercaya
dan ia pun berdosa. Alasannya, karena terus menerus meninggalkannya
menunjukkan kadar keislamannya yang sangat rendah dan ketidakpeduliannya
terhadap sholat sunnah rowatib. Adapun keistimewaan sholat sunnah
rowatib adalah merupakan penambal kekurangan dan kesalahan seseorang
ketika melaksanakan sholat fardlu. Karena manusia tidak terlepas dari
kesalahan, maka ia membutuhkan sesuatu yang dapat menutupi kesalahannya
tersebut.
Berdasarkan Hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a bahwa
Saya menghafal sepuluh rokaat dari Rosulullah: dua rokaat sebelum sholat zhuhur, dua rokaat setelah sholat zhuhur, dua rokaat setelah sholat maghrib di rumah beliau, dua rokaat setelah sholat isya’ di rumah beliau, dan dua rokaat sebelum subuh. Sebelum subuh ini adalah waktu di mana tidak seorang pun yang datang kepada Rosulullah SAW. Hafshah memberitahuku bahwa jika muazin mengumandangkan adzan dan fajar telah terbit, maka beliau sholat dua rokaat.
Berdasarkan hadist di atas dapat kita
simpulkan bahwa sholat sunnah rowatib terdiri dari dua rokaat sebelum
Dzuhur, dua rokaat setelah dzuhur, dua rokaat setelah maghrib, dua
rokaat setelah isya’, dan dua rokaat sebelum subuh setelah terbit fajar.
Dalam Shohih Muslim diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa ia berkata
Rosulullah sholat empat rokaat sebelum sholat dzuhur di rumahku. Kemudian beliau keluar dan sholat bersama orang-orang, lalu pulang ke rumahku dan melakukan sholat dua rokaat.
Berdasarkan hadist riwayat ini, beberapa ulama menyimpulkan bahwa jumlah rokaat sholat sunnah rowatib adalah 12 rokaat.
Keutamaan melaksanakan sholat sunnah rowatib di rumah :
- Untuk menghindari riya’ (sikap pamer), ujub (membanggakan diri sendiri), dan untuk tidak memperlihatkan amal baik kepada khalayak ramai.
- Lebih mudah untuk khusyuk dan ikhlas lantaran suasananya yang sepi (tidak banyak orang).
- menghidupkan rumah dengan dzikir kepada Allah dan sholat seperti sabda Rosulullah,
Jadikanlah sebagian sholat kalian di rumah-rumah kalian, dan jangan kalian menjadikannya sebagai kuburan
Yang paling utama dari sholat-sholat
sunnah rowatib ini adalah sholat sunnah sebelum fajar. Hal ini
berdasarkan riwayat dari Aisyah r.a. bahwa ia berkata,
tidak ada sholat sunnah yang paling dijaga oleh Rosulullah selain dua rokaat fajar.
Rosulullah bersabda :
Dua rokaat sholat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya
Oleh karena itu Roslullah selalu
melakukan sholat dua rokaat fajar dan sholat witir, baik ketika di rumah
maupun ketika dalam perjalanan.
Sholat sunnah rowatib selain witir dan
sholat sunnah fajar tidak disunnahkan dilakukan ketika dalam perjalanan.
Hal ini didasarkan dari riwayat ketika Ibnu Umar r.a. ditanya tentang
sholat rowatib Dzuhur ketika dalam perjalanan ia berkata,
Seandainya aku melakukan sholat rowatib, tentunya aku tidak mengqoshor sholat.
Ibnul Qayyim berkata,
Termasuk tuntunan Rosulullah dalam perjalanan adalah mengqoshor sholat fardlu. Tidak ada riwayat dari beliau yang menunjukkan bahwa beliau melakukan sholat sunnah sebelum dan setelah sholat qoshor tersebut, kecuali sholat witir dan sholat sunnah fajar
Adapun dalam pelaksanaannya Rosulullah
mensunnahkan untuk memendekkan sholat sunnah fajar. Berdasarkan riwayat
Shohih Bukhori dan Muslim Aisyah r.a. berkata :
Rosulullah selalu memendekkan sholat dua rokaat sebelum sholat subuh.
Dalam sholat subuh, pada rokaat pertama
setelah membaca Al Fatihah Rosulullah melanjutkannya dengan membaca
surat Al Kafirun dan pada rokaat kedua dengan Al Ikhlash. Pernah juga
pada rokaat pertama Rosulullah membaca surat Al Baqoroh ayat 136 setelah
membaca Al Fatihah dan Ali Imron ayat 64 pada rokaat kedua. Hal ini
juga dilakukan beliau pada sholat dua rokaat setelah maghrib berdasarkan
riwayat Al Baihaqqi dan Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud r.a. yang menjelaskan
tentang seringnya Roslulullah membaca surat Al Kafiruun dan Al Ikhlas
pada sholat dua rokaat setelah sholat maghrib dan sebelum sholat subuh.
Jika dari sholat-sholat ini ada yang
terlewat, disunnahkan untuk mengqodo’nya. Demikian juga jika terlewat
sholat witir, maka disunnahkan untuk mengqodo’nya di siang hari.
Rosulullah mengqodho’ dua rokaat sholat sunnah fajar dan sholat subuh
ketika tertidur dan belum melaksanakannya. Beliau juga pernah mengqodho’
sholat sunnah qobliyah dzuhur setelah sholat ashar. Adapun
disyariatkannya mengqodho’ sholat sunnah rowatib lainnya dapat
dianalogikan sholat-sholat yang disebutkan di dalam nash hadist.
Rosulullah bersabda,
Barangsiapa tertidur atau lupa dan tidak sholat witir, hendaknya melakukannya ketika ia bangun atau ketika mengingatnya. (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Ketika mengqodho’ sholat witir, hendaknya
juga mengqodho’ sholat sunnah sebelumnya. Hal ini didasarkan pada
riwayat Aisyah r.a. yang ia berkata,
Rosulullah jika tidak sholat malam karena tidur atau sakit, beliau sholat di siang hari dua belas rokaat.
Demikian tadi telah diuraikan tentang
keutamaan serta segala sesuatu yang berkaitan dengan sholat sunnah
rowatib. Mudah-mudah bermanfaat bagi saudara-saudariku yang mau
menegakkannya.
Wassalamualaikum warohmatullah wabarokatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar