Asal Mula Kalimat Syahadat
Berikut Kisahnya.
Pada saat Rasulullah SAW sudah berhijrah dan tinggal di Madinah, Islam berkembang dengan cepat. Banyak orang jahiliyah yang kemudian masuk islam begitu tersentuh dengan dakwah Islam Rasulullah SAW.
Nama besar Rasulullah SAW di Madinah dengan cepat dikenal oleh banyak orang. Bahkan dua orang ahli kitab yang berasal dari negeri Syam sengaja datang ke Madinah untuk bertemu dengan Rasulullah SAW. Kedatangan dua ahli kitab itu karena penasaran terhadap isi al kitab yang mereka pelajari, menyebutkan bahwa di kota itu telah datang seorang nabi akhir zaman. Tentu saja informasi itu membuat keduanya penasaran dan ingin segera membuktikannya.
Dua Ahli Kitab.
Berbekal ciri-ciri yang mereka ketahui tentang Nabi Muhammad SAW yang disebut-sebut sebagai nabi akhir zaman dan mereka berkeliling kota Madinah.
Mereka tidak segan menanyakan keberadaan Nabi Muhammad SAW kepada setiap orang yang mereka jumpai.
Mereka pun meperhatikan setiap orang yang berpapasan dengan mereka. Siapa tahu diantara mereka yang ditemui adalah Nabi Muhammad SAW.
Setelah lama berkeliling dan bertanya kepada setiap orang, akhirnya mereka bertemu dengan Rasulullah SAW.
Dengan pandangan yang menyelidik, ditatapnya Rasulullah SAW dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Apakah engkau yang bernama Muhammad?" tanya salah satu ahli kitab itu.
Rasulullah SAW mengangguk.
"Apakah engkau yang benar-benar bernama Ahmad?" tanya ahli kitab lainnya, seolah tak percaya dengan orang yang berada di depannya.
Rasulullah SAW pun kembali mengiyakan.
Kesempatan itu digunakan sebaik-baiknya oleh dua orang ahli kitab itu untuk menanyakan hal-hal yang ingin mereka ketahui.
"Wahai Muhammad, kami ingin mengetahui sesuatu tentang kalimat syahadat, apakah engkau bisa menjelaskannya dengan baik dan hati kami tergugah karenanya, kami akan beriman dan mengikuti semua perintah dan ajakan engkau," kata mereka.
"Apa sebenarnya yang ingin kalian ketahui?" ujar Rasulullah.
"Kesaksian apakah yang paling hebat dalam Al Qur'an?" tanya mereka lagi.
Kedua ahli kitab itu bukan orang sembarangan. Mereka sudah mempelajari banyak kitab suci yang diturunkan sebelum Al Qur'an seperti kitab Zabur, Taurat dan Injil.
Turun Ayat.
Pada saat itulah, Allah SWT menurunkan ayat Al Qur'an di Surat Ali Imran seperti berikut ini.
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya:
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu( juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
(QS. Ali Imran: 18)
Melalui ayat itulah kedua ahli kitab itu disadarkan atas keagungan dan kebesaran Allah SWT. Firman Allah SWT yang disampaikan oelh Rasulullah SAW tersebut begitu menyentuh keimanan mereka. Meskipun singkat, mereka merasakan kebenaran atas ayat tersebut.
Luluhlah hati mereka, sehingga tanpa keraguan lagi mereka akhirnya mengucapkan kalimat syahadat sebagai pengakuan atas keesaan Allah SWT dan penunjukan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya.
Seluruh nabi yang dipilih oelh Allah SWT sama-sama menyerukan kalimat syahadat untuk mengajak seluruh umatnya mempercayai keesaan Allah SWT dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah.
Oleh karena itu, kalimat syahadat ditempatkan pada urutan pertama dalam rukun Islam. Setelah meyakini keesaan Allah SWT dan meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah, rukun islam dilanjutkan dengan shalata, puasa, zakat dan ibadah haji bagi yang mampu ke Baitullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar