Fisiologi Laktasi
Proses laktasi (menyusui) timbul setelah ari-ari atau plasenta lepas.
Plasenta mengandung hormon yang menghambat pembentukan ASI. Setelah
plasenta lepas, hormon tersebut tidak ad lagi sehingga ASI pun keluar.Mulai bulan ke-3 masa kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. Dan akan berfungsi ketika bayi lahir.
Proses bekerjanya hormon adalah sebagai berikut :
- Saat bayi menghisap, sejumlah sel syaraf di payudara ibu mengirimkan pesan ke hipotalamus
- Ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas “rem” penahan prolaktin
- Untuk memulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara ibu.
- Progesteron
- Estrogen
- Prolaktin
- Oksitosin
- Human placental lactogen
Proses pembentukan Laktogen
- Laktogenesis I
- Laktogenesis II
- Laktogenesis III
Pengeluaran Air Susu
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat di dalam glandula pituitari posterior. Akibat langsung refleks ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitari posterior. Hal ini menyebabkan sel-sel mioepitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk ke dalam pembuluh ampulae. Refleks ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit, misalnya jahitan perineum. Dengan demikian penting untuk menempatkan ibu dalam posisi yang nyaman, santai dan bebas rasa sakit, terutama pada jam-jam menyusukan anak.
Pengeluaran prolaktin dihambat oleh faktor-faktor yang belumjelas bahannya, namun beberapa bahan terdapat kandungan seperti dopamin, serotonin, katekolamin, dan TSH yang ada kaitannya dengan pengeluaran prolaktin.
Pengeluaran oksitosin dipengaruhi oleh hisapan bayi dan juga oleh suatu reseptor khusus yang terletak dalam sistem duktus. Bila duktus melebar atau menjadi lunak, maka secara reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh hipofisis yang berperan untuk memeras ASI dari alveoli. Jadi peranan prolaktin dan oksitosin mutlak diperlukan di samping faktor-faktor lain selama menyusui.
Pemeliharaan ASI
Penyediaan berlangsung terus sesuai kebutuhan. Apabila bayi tidak disusui maka penyediaan ASI tidak akan dimulai. Apabila seorang ibu dengan bayi kembar menyusukan kedua bayinya bersama, maka penyediaan air susu akan tetap cukup untuk kedua bayi tersebut. Makin sering bayi disusukan, penyediaan air susu ibu juga makin baik.
Dua faktor penting untuk pemeliharaan ASI adalah rangsangan dan pengosongan payudara
Rangsangan
Sebagai respon terhadap penghisapan, prolaktin dikeluarkan dari glandula pituitari anterior dan dengan demikian memacu pembentukan ASI yang lebih banyak. Apabila karena suatu alasan tertentu bayi tidak dapat menyusu sejak awal, maka ibu dapat memeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau menggunakan breast pump. Akan tetapi penghisapan oleh bayi akan memberikan rangsangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kedua cara tersebut.
Pengosongan sempurna payudara
Bayi sebaiknya mengosongkan payudara sebelum diberikan payudara yang lain. Apabila ASI yang diproduksi tidak dikeluarkan, maka laktasi akan tertekan (mengalami hambatan) karena terjadi pembengkakakn alveoli dan sel-sel mioepitel tidak dapat berkontraksi kemudian ASI tidak dapat di paksa masuk ke dalam duktus laktiferus. Rutinitas dan pola minum ASI akan terbentuk dan minumnya akan lebih jarang apabila laktasi tidak berfungsi penuh.
Penyebab produksi ASI rendah adalah :
- Kurang seringnya ibu menyusui bayi
- Bayi tidak bisa menyusui karena struktur rahang dan mulutnya kurang baik, teknik perlekatan yang salah, dll
- Kuranya gizi ibu
- Frekuensi pemberian ASI
- Berat bayi saat lahir
- Usia kehamilan saat melahirkan
- Usia ibu dan paritas
- Stress dan penyakit akut
- Mengkonsumsi rokok
- Mengkonsumsi alkohol
- Memakai kontarsepsi yang menghambat ASI
Posted in Maternal | Tags: Fisiologi Laktasi, Pemeliharaan ASI, Proses Laktasi, Proses pengeluaran ASI
Posted by: Lastri Mei Winarni | December 5, 2011
Kesehatan Reproduksi Remaja
>> Secara kronologis individu yang berusia antara 11 – 12 tahun sampai 20 – 21 tahun.
>> Secara fisik ditandai perubahan penampilan terutama yang terkait kelenjar seksual (haid dan mimpi basah) alat reproduksinya.
>> Secara psikologis mengalami aspek kognitif, emosi, sosial, moral antara masa anak-anak menuju dewasa. (Aspek kognitif : cara atau pola berpikir yang maju).
>> Menurut WHO : individu yang mengalami pertumbuhan cepat (terlihat dari seks sekunder yang matang). Pada puncaknya proses identifikasi individu menjadi dewasa. Dan merupakan individu yang sedang melewati batas ketergantungan sosial ekonomi menjadi mandiri.
Kenapa Remaja Sangat Diperhatikan
- Di dunia 1/5 dari kelahiran berasal dari remaja, walaupun kontrasepsi dapat menurunkan kehamilan.
- Percepatan umur menarche
- Penundaan umur kawin wanita, pendidikan tinggi meningkat
- Kesehatan : fisik dan mental (termasuk gizi)
- Seksual : bagaimana penyaluran dari keinginan yang positif
- Ekonomi : Kemiskinan, kemandirian
- Lingkungan yang kondusif untuk penyaluran bakat dan prilaku yang baik
- Psikologi : agama
- Lingkup Kesehatan Reproduksi Remaja
- Perubahan Anatomi dan Fisiologi
- Perubahan fisik bentuk tubuh khas wanita
- Menarche
- Perkembangan hormon, FSH, LH, progesteron, estrogen dalam siklus haid
- Penimbunan lemak pada mamae, pubis dan paha
- Pertumbuhan hormonal, testosteron
- Pertumbuhan cepat dari organ reproduksi
- Perubahan suara, tumbuhnya rambut pada pubis
- Perkembangna otot
- Mimpi basah, dan mulai memproduksi sperma
- Rasa ingin tahu yang besar
- Kemandirian
- Identitas diri
- Privacy
- Perubahan Psikis dan Emosi
- Perubahan Lingkungan
>> Lingkungan rumah → keluar rumah
>> Lingkungan sekolah
>> Lingkungan luar sekolah
>> Peer group
- Permasalahan Remaja
Sosial : rumah (broken home), rokok, obat-obatan, kenakalan remaja, ekonomi
Lingkungan : putus sekolah
Kehamilan remaja menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi (15 – 19 tahun).
Remaja yang stres akibat kehamilannya sering mengambil jalan pintas untuk melakukan gugur kandung oleh tenaga dukun. Angka kematian karena gugur kandung yang dilaksanakan dukun cukup tinggi, tetapi angka pasti tidak diketahui. Pemecahann masalahnya sampai saat ini belum ada, tetapi ada beberapa hal yang mungkin dapat kita lakukan yaitu :
- Upaya memberikan pendidikan seks
- Keluarga berencana untuk remaja
- Memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang perubahan anatomis dan fisiologis pada remaja serta perubahan emosi dan psikis yang mereka alami.
- Memberikan informasi mengenai kehamilan remaja, aborsi, serta penyakit hubungan seksual yang dapat terjadi bila mereka melakukan seks bebas.
- Memberikan pengetahuan tentang masa pertumbuhan dan gizi seimbang yang mereka perlukan.
- Membantu mengatasi kesulitan-kesulitan terhadap perubahan-perubahan yang mereka alami baik anatomi, fisiologi, dan psikologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar