KENDARINEWS.COM
(Surabaya): Mobil tanpa
bahan bakar minyak (BBM) semakin bervariasi. Selain mobil listrik, Jumat (2/11)
PP Muhammadiyah merilis hybrid solar car bernama Suryawangsa. Mobil bertenaga
matahari dan baterai itu diproduksi SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten
Malang, Jawa Timur.
Launching mobil tersebut dilakukan Ketua Umum PP
Muhammadiyah Din Syamsuddin di SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya. Din menjajal
langsung mobil dengan pelat nomor SMKM 7 GDL itu.
Guru teknik kendaraan SMA Muhammadiyah 7 Gondanglegi Ahmad Muhtadi mengatakan,
pembuatan mobil ini dilatarbelakangi krisis energi. Mereka pun mencoba
mengembangkan mobil dari bahan bakar lain. Sumber energi yang dipilih adalah
tenaga surya (matahari) dan baterai.
Sekitar 15 siswa terlibat dalam pembuatan mobil itu. Mereka berasal dari
jurusan teknik kendaraan ringan (TKR), listrik, dan sepeda motor. "Mobil
ini tidak dirakit. Kami mendesain satu per satu bagian mobil ini sehingga
menjadi satu rangkaian," jelasnya.
Ahmad menjelaskan, cara kerja mobil dimulai dari menangkap sumber energi matahari dengan alat photovoltaic. Alat itu berfungsi menangkap energi solar untuk dikonversikan menjadi tenaga listrik. Nah, di dalam photovoltaic ada baterai regulator untuk menyimpan energi.
Energi total yang dihasilkan 4 ampere sehingga perjalanan yang bisa ditempuh hanya 15 kilometer. Karena itu, dibutuhkan baterai untuk mengisi sumber energi. "Baterai bisa di-charge kalau sumber energi habis," terang Ahmad.
Setelah di-launching, mobil tersebut langsung digeber dari Surabaya menuju Malang. Melaju dengan kecepatan sekitar 50 km per jam, Suryawangsa akhirnya tiba di Pendapa Pemkab Malang dan disambut langsung oleh Bupati Rendra Kresna.
Ahmad menjelaskan, cara kerja mobil dimulai dari menangkap sumber energi matahari dengan alat photovoltaic. Alat itu berfungsi menangkap energi solar untuk dikonversikan menjadi tenaga listrik. Nah, di dalam photovoltaic ada baterai regulator untuk menyimpan energi.
Energi total yang dihasilkan 4 ampere sehingga perjalanan yang bisa ditempuh hanya 15 kilometer. Karena itu, dibutuhkan baterai untuk mengisi sumber energi. "Baterai bisa di-charge kalau sumber energi habis," terang Ahmad.
Setelah di-launching, mobil tersebut langsung digeber dari Surabaya menuju Malang. Melaju dengan kecepatan sekitar 50 km per jam, Suryawangsa akhirnya tiba di Pendapa Pemkab Malang dan disambut langsung oleh Bupati Rendra Kresna.
Pengerjaan mobil memakan waktu 1 tahun 8 bulan. Mobil dibuat siswa SMK
Muhammadiyah Gondanglegi dengan pendampingan dari Research Group of Power
System Operation and Control (PSOC) Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi
10 Nopember Surabaya (ITS). Sekolah akan mengurus hak atas kekayaan intelektual
(HAKI) untuk mobil yang menghabiskan dana riset mencapai Rp 246 juta
tersebut.
"Dari sebuah desa di Malang, dapat memproduksi mobil yang
patut dibanggakan," tutur Din Syamsuddin. (kit/did/jpnn/c10/ca)
redaksi@kendarinews.com
redaksi@kendarinews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar