Sabtu, 03 November 2012

Hybrid Solar Car SMK Muhammadiyah

KENDARINEWS.COM (Surabaya): Mobil tanpa bahan bakar minyak (BBM) semakin bervariasi. Selain mobil listrik, Jumat (2/11) PP Muhammadiyah merilis hybrid solar car bernama Suryawangsa. Mobil bertenaga matahari dan baterai itu diproduksi SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
   
     Launching mobil tersebut dilakukan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di SD Muhammadiyah 4 Pucang, Surabaya. Din menjajal langsung mobil dengan pelat nomor SMKM 7 GDL itu.

      
     Guru teknik kendaraan SMA Muhammadiyah 7 Gondanglegi Ahmad Muhtadi mengatakan, pembuatan mobil ini dilatarbelakangi krisis energi. Mereka pun mencoba mengembangkan mobil dari bahan bakar lain. Sumber energi yang dipilih adalah tenaga surya (matahari) dan baterai.
      
Sekitar 15 siswa terlibat dalam pembuatan mobil itu. Mereka berasal dari jurusan teknik kendaraan ringan (TKR), listrik, dan sepeda motor. "Mobil ini tidak dirakit. Kami mendesain satu per satu bagian mobil ini sehingga menjadi satu rangkaian," jelasnya.
 
Ahmad menjelaskan, cara kerja mobil dimulai dari menangkap sumber energi matahari dengan alat photovoltaic. Alat itu berfungsi menangkap energi solar untuk dikonversikan menjadi tenaga listrik. Nah, di dalam photovoltaic ada baterai regulator untuk menyimpan energi.
 
Energi total yang dihasilkan 4 ampere sehingga perjalanan yang bisa ditempuh hanya 15 kilometer. Karena itu, dibutuhkan baterai untuk mengisi sumber energi. "Baterai bisa di-charge kalau sumber energi habis," terang Ahmad.
 
Setelah di-launching, mobil tersebut langsung digeber dari Surabaya menuju Malang. Melaju dengan kecepatan sekitar 50 km per jam, Suryawangsa akhirnya tiba di Pendapa Pemkab Malang dan disambut langsung oleh Bupati Rendra Kresna.  
  
Pengerjaan mobil memakan waktu 1 tahun 8 bulan. Mobil dibuat siswa SMK Muhammadiyah Gondanglegi dengan pendampingan dari Research Group of Power System Operation and Control (PSOC) Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS). Sekolah akan mengurus hak atas kekayaan intelektual (HAKI) untuk mobil yang menghabiskan dana riset mencapai Rp 246 juta tersebut.  
"Dari sebuah desa di Malang, dapat memproduksi mobil yang patut dibanggakan," tutur Din Syamsuddin. (kit/did/jpnn/c10/ca)

redaksi@kendarinews.com

Tidak ada komentar: